Selasa, 16 Februari 2010

BELAJAR AGAMA

Hal-hal Dasar Mengenai Agama Islam.
Kalau anda ingin belajar Agama Islam, ada dua hal penting yang perlu anda perhatikan. Dua hal inilah sumber dari apa yang dibicarakan dalam Islam.
1. Yang pertama adalah Al-Qur’an, kitab sucinya orang Islam.
2. Yang ke dua adalah Hadits, yaitu ucapan, perbuatan / tingkah laku, dan sikap / ketetapan Nabi Muhammad sehari-hari. Artinya, tidak semua yang dikatakan Nabi Muhammad adalah wahyu.
1. Al-Qur’an. Masih asli.
Al-Qur’an adalah seluruh kumpulan wahyu dari Tuhan, yang diturunkan secara bertahap selama 22 tahun lebih pada berbagai situasi dan peristiwa.
Pada situasi penting atau kapan pun Allah ingin memberikan wahyu kepada Muhammad, maka turunlah wahyu itu disampaikan oleh malaikat Jibril / Roh Qudus. Nabi Muhammad lalu menyampaikan kepada sahabatnya, bahwa ada wahyu dari Allah.
Selanjutnya wahyu dihafalkan sahabat-sahabat nabi yang tidak bisa menulis, dan ditulis di berbagai media seperti kulit, batu dan sebagainya bagi yang bisa menulis, karena Nabi Muhammad sendiri tidak bisa menulis.
Selain apa yang dinyatakan Nabi Muhammad sebagai wahyu, ucapan Muhammad adalah kehidupan Muhammad sehari-hari / Hadits. Supaya tidak campur, Hadits tidak boleh ditulis.
Jadi sejak kehidupan Nabi Muhammad, masyarakat sudah memilah antara wahyu dari Tuhan / Al-Qur’an dan kehidupan Muhammad sehari-hari.
Sejak kehidupan Muhammad hingga saat ini ada ribuan orang yang hafal Al-Qur’an di seluruh dunia untuk menjaga keaslian Al-Qur’an.
Dari Negara-Negara Arab, Rusia, Cina, Afrika, Indonesia, Malaysia dan dari mana pun para penghafal Al-qur’an berasal, pasti akan mengucapkan lafal dan suara yang sama.
Kita sudah sering melihat di televisi lomba hafalan Al-Qur’an.
Dari Negara mana pun Al-Qur’an ditulis, tentu tulisannya pasti sama. Tidak berbeda satu huruf pun.
Kitab Al-Qur’an boleh ditulis terjemahannya, tetapi disampingnya harus ditulis pula tulisan aslinya. Supaya diketahui kata asalnya, dan dapat dicocokkan dengan terjemahannya.
Ummat Islam diharuskan beriman kepada 4 kitab suci. Yaitu:
  • Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud (salam kami kepadamu wahai Nabi Dawud).
  • Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa (salam kami kepadamu wahai Nabi Musa).
  • Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa (salam kami kepadamu wahai Nabi Isa).
  • Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (sholawat dan salam kami kepadamu wahai Nabi Muhammad).
Keistimewaan Al-Qur’an sebagai pegangan hidup dan kehidupan setelah mati antara lain:
  • Mulai diturunkan hingga sekarang, bahasa aslinya dari Tuhan ke si penerima wahyu tetap sama dan terjaga.
  • Sejak diturunkan, sudah dipisahkan antara wahyu dan kehidupan Muhammad sehari-hari. Sehingga jelas mana yang wahyu Tuhan, dan mana yang keseharian Muhammad.
  • Sejak diturunkan hingga sekarang para penghafal Al-Qur’an tetap banyak dan makin banyak di seluruh dunia. Kalau karangan manusia, kitab setebal itu tentu tidak bisa dihafal.
Hingga kini dibandingkan dengan kitab samawi (kitab suci) lain, bisa dikatakan Al-Qur’an lebih terjaga keasliannya.
Lautan Ilmu Al-Qur’an.
Selain mengandung ilmu pengetahuan: alam semesta, pergerakan bintang, hukum, politik, ekonomi, perdagangan, keluarga, detail sorga, neraka dan lain-lain (yang akan kami sajikan pada bab lain) ternyata ilmu sastra yang digali dari Al-Qur’an itu sendiri, muncul ilmu pasti di bidang sastra.
Kalau dalam sastra inggris ada beberapa perubahan bentuk verb, seperti perfect, past dan continuous tense maupun gaya bahasa yang lain, maka dalam Al-Qur’an ditemukan bentuk fi’il madli, mudlori’, amar dan lain-lain yang jauh lebih lengkap.
Jadi kesalahan dalam penulisan ayat Al-Qur’an sangat tidak mungkin. Penambahan atau pengurangan satu huruf pun akan terdeteksi. Bahkan kesalahan bunyi maupun kesalahan panjang-pendek ketika kita membaca Al-Qur’an langsung diketahui.
Dari sisi ini saja keaslian Al-Qur’an sudah dapat dipertanggung-jawabkan. Belum lagi dari sisi science yang lain seperti fisika, biologi, matematika, ilmu perbintangan dsb.
2. Hadits. Periwayatannya Jelas.
Hadits adalah kehidupan sehari-hari Nabi Muhammad. Pada awalnya, Hadits ini tidak boleh ditulis supaya tidak rancu dan campur dengan wahyu dari Tuhan / Al-Qur’an yang ditulis oleh para sahabat nabi.
Kurang-lebih 250 tahun kemudian setelah Nabi Muhammad meninggal, barulah Hadits / kehidupan nabi dituliskan. Penulisan tentang kehidupan nabi tidak semudah yang kita perkirakan.
Orang yang mengatakan (misalnya Rahman1), bahwa yang dia katakan adalah ucapan nabi, atau tingkah-laku nabi, kehidupan sehari-hari Rahman1 diselidiki. Apakah dia seorang yang jujur, pernah berbohong, pekerjaannya apa dan seterusnya. Teman-teman Rahman1 ditanya tentang kondite dan integritasnya dengan detail.
Apabila dari penyelidikan dia tidak pernah bohong dan reputasi yang lain baik, maka Rahman1 digolongkan pada Rowi (orang yang meriwayatkan Hadits) dengan nilai baik.
Sekali saja ada data bahwa Rahman1 pernah bohong, maka dia akan masuk dalam daftar yang tidak baik. Sehingga nilai Hadits nya akan tidak baik.
Demikian pula gurunya Rahman1 yang mengatakan, bahwa yang disampaikan nya adalah ucapan nabi, akan diselidiki dengan detail tentang kehidupannya dan dari mana dia mendapatkan penghasilannya.
Demikian pula guru dari gurunya Rahman1 dan seterusnya. Biasanya penyelidikan sebuah Hadits hingga tujuh tingkat guru dan murid. Selanjutnya kita sebut saja satu group.
Pernah seorang Rowi yang sedang diselidiki mendapat nilai tidak baik, karena peristiwa sbb;
Seorang kakek mengulurkan tangannya memberikan hadiah kepada si cucu. Saat sang cucu mau mengambil hadiahnya, sang kakek sambil tertawa menggerakkan tangannya sehingga si cucu tidak bisa menangkapnya.
Penyidik yang mengunjunginya memberikan nilai tidak baik pada kakek tadi.
Kriteria tidak baik langsung diberikan kepada orang yang dalam bekerja mendapatkan gaji dari pemerintah.
Demikian ketatnya para investigator menyeleksi integritas dan kepribadian para periwayat / Rowi. Bahkan dari mana mereka mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarganya pun dinilai.
Nilai sebuah Hadits ditentukan oleh reputasi Rahman1 dan guru-gurunya. Apabila jalur Rahman1 dan guru-gurunya baik, maka cerita / Hadits tadi bernilai baik. Tetapi bila jalur Rahman1 ada yang tidak baik, apalagi banyak yang tidak baik, maka nilai Hadits tadi lemah, atau bahkan ditolak!!
Hadits-Hadits yang lain ditentukan misalnya oleh group Rahman2 dan jalur guru-gurunya yang lain pula. Group Rahman3 dan jalur guru-gurunya yang lain pula. Group Rahman4 dan jalur guru-gurunya yang lain pula dst.
Penggolongan Hadits
Reputasi Hadits / cerita tentang Nabi Muhammad digolongkan antara lain sebagai berikut:
  1. Hadits Mutawatir. Adalah Hadits yang reputasinya paling bagus, karena banyaknya Rahman1, Rahman2, Rahman3, Rahman4 dan group-group yang lain, yang mempunyai reputasi baik tanpa terbantahkan, yang mengatakan hal yang sama “bahwa nabi mengatakan ………..” atau “nabi melakukan ………………” atau “nabi bersikap …………….”
  2. Hadits Shoheh / Sahih. Adalah Hadits yang sangat bagus, karena ucapan nabi banyak diriwayatkan oleh banyak group dengan reputasi bagus, tetapi tidak sebanyak group Hadits Mutawatir.
  3. Hadits Hasan. Adalah Hadits yang baik, karena ucapan nabi banyak diriwayatkan oleh para group dengan reputasi baik, tetapi tidak sebanyak group Hadits Shoheh / Sahih.
  4. Hadits Dlo’if. Adalah Hadits yang lemah. Hadits / cerita tentang nabi ini meskipun diriwayatkan oleh 7 periwayat yang bersambung ke atas misalnya, tetapi cacat dari kehidupan sehari-hari para periwayatnya. Atau diragukan adanya kesinambungan periwayat ke 4 dengan ke 3 misalnya, dsb.
  5. Hadits Mardud. Adalah Hadits yang ditolak!! Cerita tentang nabi dari group ini ditolak, karena cacat reputasi sehari-hari para periwayatnya, maupun kesinambungan antara periwayat satu dan yang lainnya tidak meyakinkan, dsb.
Yang perlu diperhatikan dalam Islam adalah: bahkan Hadits / cerita tentang panutan, dengan nilai ditolak pun, dalam Islam tetap ada periwayat yang bisa dihubungkan dan dilacak kebenarannya.
Bagaimana dengan Kitab Suci Al-Qur’an? Al-Qur’an banyak sekali yang menghafalkan. Jadi jelas nilainya jauh lebih baik dibandingkan Hadits Mutawatir.
Ilmu yang mempelajari periwayat Hadits ini bisa lebih detail pada Ilmu Mushtolah Hadits.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar